PPKn

Pertanyaan

Perlawanan rakyat maluku
a.masa perjuangan
b.perjuangan melawan
c.ringkasan perjuangan

2 Jawaban

  • Perlawanan dipimpin oleh Thomas Matulesi atau lebih dikenal dengan nama Pattimura. Pemimpin-pemimpin lainnya ialah Anthonie Rhebok, Said Perintah, Lucas Latumahina, Thomas Pattiwael, dan Ulupaha. Namun juga terdapat seorang putri bernama Christina Martha Tiahahu. Pusat perjuangan berada di Pulau Saparua. Pada malam hari tanggal 15 Mei 1817, rakyat mulai bergerak.

    Mereka mulai membakari kapal-kapal Belanda yang ada di pelabuhan Porto. Kemudian pasukan Pattimura mulai mengepung Benteng Duurstede. Residen Van den Berg yang ada dalam Benteng Duurstede ditembak mati. Keesokan harinya, tanggal 6 Mei 1817, pasukan Pattimura berhasil merebut dan menduduki Benteng Duurstede.

    Dari Saparua, perlawanan menjalar ke pulau-pulau lain. haruku, Seram, Larike, Uring, Asilulu, dan Wakasihu. Pada tanggal 19 Mei 1817, Pemerintah Belanda mendatangkan pasukan bantuan dari Ambon ke Haruku. Mereka bermarkas di Benteng Zeelandia. Tetapi Raja Haruku dan raja-raja daerah sekitarnya telah siap menghadapinya. Rakyat Haruku dan raja-raja di daerah sekitarnya dikerahkan menyerang benteng Zeelandia.

    Dengan menerobos pengepungan rakyat, pasukan Belanda terus maju dari Haruku ke Saparua. Maka di Saparua berkobar pertempuran sengit. Prajurit-prajurit Belanda banyak yang tewas, termasuk diantaranya terdapat beberapa orang perwira. Kemenangan Pattimura di Saparua membakar semangat perjuangan di daerah-daerah lain. Maka berkobarlah perlawanan umum di seluruh Maluku.



    Pada awal bulan Juli 1817, Kolonial Belanda mendatangkan kembali pasukan bantuan ke Saparua. Mereka berusaha merebut Benteng Duurstede, tetapi tidak berhasil. Kemudian Belanda mengajak para pemimpin Maluku untuk berunding. Perundingan tersebut juga tidak membawa hasil. Pertempuran pun berkobar lagi.

    Pada akhir Juli 1817, Belanda mendatangkan pasukan bantuan ke Saparua kembali. Belanda mengerahkan kapal-kapalnya. Dan mulai melepaskan tembakan meriam dengan gencar ke arah Benteng Duurstede, yang masih diduduki oleh pasukkan Pattimura. Sementara itu, pasukan-pasukan Belanda terus menerus didatangkan, membanjiri Saparua.

    Akhirnya pada bulan Agustus 1817, Benteng Duurstede dapat direbut oleh Belanda kembali. Tetapi perang belum berakhir. Pasukan Pattimura melanjutkan kembali perlawanan dengan perang gerilya. Pemerintah Belanda mengumumkan akan memberi hadiah sebesar 1.000 gulden kepada siapa saja yang dapat menangkap Pattimura. Dan untuk menangkap pemimpin-pemimpin Maluku lainnya, Pemerintah Belanda menyediakan 500 gulden tiap seorang pemimpin. Tetapi rakyat Maluku tidak mau untuk mengkhianati perjuangan bangsanya.
  • Perlawanan rakyat Maluku terhadap penjajah. Maluku merupakan salah satu alasan kuat para penjajah datang ke Indonesia. Dengan begitu banyaknya sumber daya alam yang dimiliki oleh Maluku, banyak penjajah dari berbagai negara datang ke Maluku. Banyaknya penjajah datang ke Maluku membuat rakyat melakukan perlawanan terhadap para penjajah. Berikut ini sejarah singkat tentang perlawanan rakyat Maluku terhadap penjajah.

    Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Penjajah. Portugis berhasil memasuki Kepulauan Maluku pada tahun 1521. Mereka memusatkan aktivitasnya di Ternate. Tidak lama berselang orangorang Spanyol juga memasuki Kepulauan Maluku dengan memusatkan kedudukannya di Tidore. Terjadilah persaingan antara kedua belah pihak. Persaingan itu semakin tajam setelah Portugis berhasil menjalin persekutuan dengan Ternate dan Spanyol bersahabat dengan Tidore.

    Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore melawan Portugis. Penyebab perang ini karena kapal-kapal Portugis menembaki jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih ke Tidore. Tentu saja Tidore tidak dapat menerima tindakan armada Portugis. Rakyat Tidore angkat senjata. Terjadilah perang antara Tidore melawan Portugis. Dalam perang ini Portugis mendapat dukungan dari Ternate dan Bacan. Akhirnya Portugis mendapat kemenangan. Dengan kemenangan ini Portugis menjadi semakin sombong dan sering berlaku kasar terhadap penduduk Maluku. Upaya monopoli terus dilakukan. Maka, wajar jika sering terjadi letupan-letupan perlawanan rakyat.



    Sementara itu untuk menyelesaikan persaingan antara Portugis dan Spanyol dilaksanakan perjanjian damai, yakni Perjanjian Saragosa pada tahun 1534. Dengan adanya Perjanjian Saragosa kedudukan Portugis di Maluku semakin kuat. Portugis semakin berkuasa untuk memaksakan kehendaknya melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Kedudukan Portugis juga semakin mengganggu kedaulatan kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Khaerun/Hairun. Sultan Khaerun menyerukan seluruh rakyat dari Irian/Papua sampai Jawa untuk angkat senjata melawan kezaliman kolonial Portugis. Portugis mulai kewalahan dan menawarkan perundingan kepada Sultan Khaerun. Dengan pertimbangan kemanusiaan, Sultan Khaerun menerima ajakan Portugis Perundingan dilaksanakan pada tahun 1570 bertempat di Benteng Sao Paolo. Ternyata semua ini hanyalah tipu muslihat Portugis. Pada saat perundingan sedang berlangsung, Sultan Khaerun ditangkap dan dibunuh. Apa yang dilakukan Portugis kala itu sungguh kejam dan tidak mengenal perikemanusiaan. Demi keuntungan ekonomi Portugis telah merusak sendi-sendi kehidupan kemanusiaan dan keberagamaan.

Pertanyaan Lainnya