Sejarah

Pertanyaan

jelaskan maksud sistem ekonomi demak berbasis maritim

1 Jawaban

  •  

    Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai, yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri sungai Lusi).

    Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak. Kerajaan Demak Bintoro memiliki dua pelabuhan, yaitu:

    ·         Pelabuhan niaga = di sekitar Bonang (Demak)

    ·         Pelabuhan militer = di sekitar Teluk Wetan (Jepara)

    Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa, tidak satu pun kerajaan lain di Jawa yang mampu menandingi usaha kerajaan ini dalam memperluas kekuasaannya dengan menundukan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di nusantara.

    Letak kerajaan Demak sangatlah menguntungkan dalam bidang perdagangan dan pelabuhan. Pada tahun 1511 setelah Kesultanan Malaka ditaklukkan Protugis, banyak pedagang yang memutuskan tidak berdagang lagi ke Malaka. Kebanyakan para pedagang pergi ke Demak atau Banten sebagai penggantinya. Dikarenakan para pedagang islam tidak suka akan prilaku Protugis yang membawa nama agama kristen untuk menjalankan exspansinya. Hal inilah yang menyebabkan pedagang islam tidak melakukan perdagangan di Malaka karena akan mengingatkan kembali akan peristiwa perang Salib, dimana terjadi peperangan antara umat islam dengan Kristen. Sejak surutnya Malaka, Demak tampil menggantikan posisi Malaka pada waktu itu. Kerajaan Demak cepat menjadi pusat perdagangan dan lalu lintas (Dinar, 2013).

    a.       Kehidupan Politik

    Lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yang sudah hancur, maka Demak berkembang sebagai kerajaan besar di pulau Jawa, dengan rajanya yang pertama yaitu Raden Patah. Ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah (1500 – 1518).

    Kehadiran Portugis di Malaka merupakan ancaman bagi Demak di pulau Jawa. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka, yang dipimpin oleh Adipati Unus atau terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor. Serangan Demak terhadap Portugis walaupun mengalami kegagalan namun Demak tetap berusaha membendung masuknya Portugis ke pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Adipati Unus (1518 – 1521), Demak melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan makanan.

    Terjadi perang saudara dalam perebutan kekuasaan di Kerajaan Demak yang diakhiri oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang dibantu oleh Ki Ageng Pemanahan, sehingga pada tahun 1568 Pangeran Hadiwijaya memindahkan pusat pemerintahan Demak ke Pajang. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Demak dan hal ini juga berarti bergesernya pusat pemerintahan dari pesisir ke pedalaman 

    b.      Kehidupan Ekonomi

    Letak Demak sangat strategis di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak berkembang sebagai kerajaan maritim. Dalam kegiatan perdagangan, Demak berperan sebagai penghubung antara daerah penghasil rempah di Indonesia bagian Timur dan penghasil rempah-rempah Indonesia bagian barat. Dengan demikian perdagangan Demak semakin berkembang. Hal ini juga didukung oleh penguasaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa.

    Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Selama periode kerajaan Demak 3.000 ton beras diekspor setiap tahunnya dipelabuhan Jepara ke Malaka. Komoditi lainnya seperti garam, rempah-rempah ikan, logam dan sebagainya. Kegiatan perdagangannya ditunjang oleh hasil pertanian, mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan di bidang ekonomi 

    Pertanian di Demak tumbuh dengan baik karena aliran sungai Demak lewat pelabuhan Bergota dan Jepara. Demak bisa menjual produksi andalannya seperti beras, garam dan kayu jati. Pada abad ke-16 demak menjadi pusat penimbunan beras hasil dari daerah-daerah sebelah Selat Muria. Demikianlah akhirnya Demak menjadi pengekspor tunggal hasil beras di daerah lautan Nusantara, ekspor lainnya adalah kain tenun Jawa, terutama kedaerah-daerah Indonesia Timur.Bagi daerah rempah-rempah itu kain tenun Jawa dapat menyaingi tekstil Impor dari India ataupun Cina. Meskipun rempah-rempah dan beras merupakan mata pencahariaan pokok bagi Demak dibandar-bandar Jawa dan di Bandar dunia Malaka, namun perdagangan antar Asia pun sebagaian besar dikuasai pula oleh Demak 

    maaf kalau salah

Pertanyaan Lainnya