B. Indonesia

Pertanyaan

sastrawan angkatan 20

2 Jawaban

  • Angkatan 20’an

    UNSUR ESTETIK
    Angkatan 20an :
    1) Gaya bahasa perumpamaan
    2) beralur lurus
    3) Tokoh berwatak datar
    4) Banyak degresi ( sisipan )
    5) Sudut pandang orang ketiga
    6) Bersifat didaktis
    7) Bercorak romantic

    UNSUR EKSTRAESTETIK
    Angkatan 20an :
    1) Adat kawin paksa
    2) Pertentangan paham antar kaum tua dan kaum muda
    3) Latar daerah pedesaan
    4) Cerita sesuai taman
    5) Cita-cita kebangsaan belum dipermasalahkan

    Bahasa
    Novel  Angkatan 20-an :
    Bahasanya mengutamakan keindahan bahasa daripada isi , menggunakan ejaan lama, pepatah, pribahasa sehingga pembaca sukar untuk mengerti isi dari cerita tersebut.

    Pola Pikir Masyarakat
    Novel Angkatan 20-an :
     Pola pikir masyarakat masih kolot, terbelakang. Masih percaya akan adanya hal mistik dan sangat menjunjung tinggi adat kebiasaan. Juga hanya perkataan orangtua lah yang paling b


    Tema Novel
    Novel Angkatan 20-an :
    Siti Nurbaya (Karya Marah Rusli)-1922 Tema: Kasih tak sampai dan kawin paksa Tokoh: Sitti Nurbaya, Samsul Bahri, Datuk Meringgih Sitti Nurbaya menceritakan cinta remaja antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya, yang hendak menjalin cinta tetapi terpisah ketika Samsu dipaksa pergi ke Batavia. Belum lama kemudian, Nurbaya menawarkan diri untuk menikah dengan Datuk Meringgih (yang kaya tapi kasar) sebagai cara untuk ayahnya hidup bebas dari utang; Nurbaya kemudian dibunuh oleh Meringgih. Pada akhir cerita Samsu, yang menjadi anggota tentara kolonial Belanda, membunuh Meringgih dalam suatu revolusi lalu meninggal akibat lukanya.
  • Tokoh dan Karya pada Angkatan ‘20:
    1. Merari Siregar : Azab dan Sengsara (1920), Binasa Kerna Gadis Priangan (1931)
    2. Marah Roesli : Siti Nurbaya (1922), La Hami (1924)
    3. Muhammad Yamin : Tanah Air (1922), Indonesia, Tumpah Darahku (1928), Ken Arok dan Ken Dedes (1934)
    4. Tulis Sutan Sati : Tak Disangka (1923), Tulis Sutan Sati (1928), Tak Tahu Membalas Guna (1932), Memutuskan Pertalian (1932)
    5. Nur Sutan Iskandar: Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923), Salah Pilih (1928), Karena Mertua (1932), Karena Mertua (1933), Katak Hendak Menjadi Lembu (1935), Cinta yang Membawa Maut (1926)
    6. Djamaluddin Adinegoro : Darah muda (1927), Asmara jaya (1928),
    7. Abas Soetan Pamoentjak : Pertemuan (1927)
    8. Abdul Muis : Salah Asuhan (1928), pertemuan Jodoh (1933)
    9. Aman Datuk Madjoindo: Menebus Dosa (1932), Si Cebol Rindukan Bulan (1934),Sampaikan Salkamku Kepadanya (1935)

Pertanyaan Lainnya