pengaruh kebudayaan islam pada kehidupan masyarakat sehari-hari
IPS
salsabilaazzahra01
Pertanyaan
pengaruh kebudayaan islam pada kehidupan masyarakat sehari-hari
2 Jawaban
-
1. Jawaban maya527
menjadikan masyarakat tau apa itu kebudayaan islam yang sangat berpengaruh untuk kehidupan sehari² mereka, jadi kalo mereka tdk mengetahui kebudayaan islam mereka mungkin tdk akan tau juga apa arti dari asal muasal islam,budaya islam seperti apa dan perkembangan islam. Dengan adanya kebudiayaan islam akan adanya mengubah menjadi sesuatu menjadi lebih baik dan berpengaruh baik bagi kehidupan -
2. Jawaban fuad94
Perdagangan. Perdagangan
merupakan metode penetrasi Islam
paling kentara. Dalam proses ini,
pedagang nusantara dan Islam asing
bertemu dan saling bertukar pengaruh.
Pedagang asing umumnya berasal dari
Gujarat dan Timur Tengah (Arab dan
Persia). Mereka melakukan kontak
dengan para adipati wilayah pesisir
yang hendak melepaskan diri dari
kekuasaan Majapahit. Sebagian dari
para pedagang asing ini menetap di
wilayah yang berdekatan dengan
pantai dan mendifusikan Islam
mereka.
Tatkala para pedagang asing menetap
– baik sementara waktu ataupun
seterusnya – mereka membangun
pemukiman yang disebut Pekojan.[6]
Banyak di antara pada saudagar Islam
yang kaya sehingga menarik hati
kaum pribumi, terutama anak-anak
kaum bangsawan, untuk menikahi
mereka. Masalahnya, para pedagang
menganggap pernikahan dengan
penganut berhala tidak sah. Mereka
mensyaratkan bahwa untuk menikah,
penduduk Indonesia harus masuk
Islam dengan mengucapkan syahadat
terlebih dahulu. Proses pernikahan
singkat, tidak melalui upacara yang
panjang-lebar, membuat kalangan
pribumi semakin menerima
keberadaan orang-orang asing berikut
agama barunya ini. Mukimnya
pedagang Islam dalam kegiatan
perdagangan (sekadar transit atau
menetap), membuat mereka
berkembang biak di sekitar wilayah
pelabuhan. Pola ini mampu
mengembangkan pemukiman Islam
baru (disebut koloni). Ini menjelaskan
mengapa Kerajaan Islam nusantara
selalu berawal dari wilayah-wilayah
pesisir seperti Bone, Banjar, Banten,
Demak, Cirebon, Samudera Pasai,
Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo, Hitu,
ataupun Deli.
Perkawinan. Seperti telah dipaparkan
sebelumnya, perkawinan banyak
dilakukan antara pedagang Islam
dengan putri-putri adipati. Dalam
pernikahan, mempelai pria Islam (juga
wanitanya) mengajukan syarat
pengucapan kalimat syahadat sebagai
sahnya pernikahan. Anak-anak yang
dihasilkan dari pernikahan tersebut
cenderung mengikuti agama orang
tuanya yang Islam. Perkawinan antara
saudagar Islam dengan anak-anak
kaum bangsawan, raja, atau adipati
menguntungkan perkembangan Islam.
Status sosial, ekonomi, dan politik
mertua-mertua mereka
memungkinkan Islam melakukan
penetrasi langsung ke jantung
kekuasaan politik lokal (palace
circle). Saat sudah berada di aras
pusat kekuasaan politik, penerbitan
kebijakan-kebijakan yang menguatkan
penyebaran Islam mendapat prioritas
dalam input, konversi, dan output
kebijakan para sultan atau para
adipatinya.